Materi Yadnya: Tingkatan Yadnya

Tingkatan Yadnya

Mengenal Makna Gebogan dalam Tradisi Hindu di Bali | kumparan.com 

sumber foto: kumparan.com

Selamat Pagi Nak, tetap semangat belajar dari rumah!

Minggu lalu kita sudah belajar Pengertian Yadnya. Jadi yadnya adalah korban suci yang dilakukan dengan tulus ikhlas kepada Tuhan dan ciptaan-Nya. Korban suci ini tidak berarti hanya ritual atau upacara semata melainkan bisa dalam bentuk non material. Misalnya berkorban tenaga, pengetahuan, waktu dsb. Yadnya bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk yang lebih sederhana dengan ketulusikhlasan. 

Berdasarkan waktu pelaksanaanya, bentuk pelaksanaan yadnya dibagi menjadi 3 yaitu. Nitya yadnya dilakukan setiap hari. Naimitika yadnya dilakukan sewaktu-waktu. Insidental yadnya yang dilakukan secara mendadak.

Hari ini kita akan belajar Tingkatan Yadnya

Dalam yadnya ada 3 komponen pokok dalam penyelenggaraan Yadnya, ini diistilahkan dengan Tri Manggalaning Yadnya. Tri Manggalaning Yadnya ini terdiri dari:

1. Sang Sadhaka yaitu orang suci yang memimpin (muput) upacara

2. Sang Tapini disebut juga sang pancagra yaitu orang yang memiliki keahlian membuat atau menyusun sarana upakara

3. Sang Yajamana yaitu orang yang memiliki atau menyelenggarakan upacara yadnya

Dalam pelaksanaannya sang Yajamana bisa memilih tingkatan yadnya yang dilakukannya. Yadnya ini bersifat fleksibel artinya menyesuaikan dengan tingkat kemampuan sang Yajamana. 

Tingkatan Yadnya bisa dibagi menjadi 2 yaitu tingkatan berdasarkan Kuantitas dan Kualitas.

Tingkatan berdasarkan Kuantitas yaitu tingkatan berdasarkan jumlah atau tingkat besaran yadnya. Tingkatan ini dibagi ke dalam Nista, Madya dan Utama.

1. Nista adalah tingkatan paling kecil atau sederhana. Nista ini juga terbagi ke dalam Nistaning nista, madyaning nista dan utamaning nista

2. Madya adalah tingkatan menengah atau sedang. Madya juga terbagi ke dalam nistaning madya, madyaning madya dan utamaning madya

3. Utama adalah tingkatan besar. Utama juga terbagi ke dalam nistaning utama, madyaning utama dan utamaning utama

Nah, dengan pembagian berdasarkan kuantitas ini sang yajamana bisa memilih yadnya yang akan dilakukannya. Biasanya sebelum melaksanakan yadnya sang yajamana biasanya memohon petunjuk kepada sang sadhaka, menyampaikan tingkatan yadnya yang akan dilakukan. Setelah tahu tingkatan yadnya yang dilakukan maka sang yajamana akan mencari Sang Tapini atau orang yang memiliki keahlian dalam membuat banten.

Ukuran dari yadnya adalah ketulusan. Karena pengertian yadnya adalah korban yang tulus ikhlas. Jadi besar kecilnya yadnya dipengaruhi oleh ketulusan sang yajamana. Semakin tulus maka semakin bagus dampak positif yadnya tersebut.

Berdasarkan hal tersebut maka yadnya ada tingkatan berdasarkan kualitas. Tingkatan yadnya berdasarkan kualitas adalah nilai suatu yadnya berdasarkan nilai pribadi dari sang yajamana. Jadi kita tidak bisa melihat tingkatan ini secara nyata, karena yang tahu adalah diri pribadi dari sang yajamana.

Tingkatan berdasarkan kualitas dibagi menjadi 3 yaitu Satwika Yadnya, Rajasika Yadnya dan Tamasika yadnya

1. Satwika Yadnya adalah yadnya yang dilakukan memenuhi 7 syarat yadnya yaitu sradha, sastra, lascarya, nasmitha, anasewa, daksina, mantra dan gita

2. Rajasika Yadnya adalah yadnya yang dilakukan dengan penuh maksud dan tujuan

3. Tamasika Yadnya adalah yadnya yang dilakukan atas dasar pamer dan tidak mengindahkan petunjuk sastra agama

Nah, dari tingkatan kualitas ini bisa kan kalian menilai kualitas yadnya kalian. Satwika, rajasika apa tamasika?

Baik sekian ringkasan materi kita hari ini. Kalian bisa mengembangkan lagi materinya dengan mencari sumber referensi lainnya.

*** Selamat Belajar Dari Rumah***



Postingan Populer