CERITAKU: MENULIS CERITA ANAK
Menulis
Cerita Anak
Jujur saja, kalau tidak mencoba
berbagai genre menulis tentu saja, saya tidak akan tahu karakter menulis saya.
Benar kata orang, Terbentur, Terbentur, Terbentuk. Hidup memang harus
coba-coba, kayak buat anak. Iklan Cap Lang. Buat Anak Kok Coba-Coba. Ya, emang
harus mencoba-coba. Aku sudah menulis lama, hampir setiap hari. Aku menulis
sambil kerja, sambil nunggu, sambil jongkok. Mencoba berbagai gaya menulis.
Event menulis cerita anak 2023 jadi
tonggak, pemahamanku. Ternyata aku tepat menulis cerita anak. Mengapa demikian?
Pertama, aku mencoba mengirim naskah cerita anakku. Eh, ternyata lolos Bimtek.
Mungkin ini namanya Jodoh. Ketika bimtek aku bertemu dengan dunia baru. Dengan
penulis yang concern menulis cerita anak. Ada yang sudah membuat ribuan cerita
anak. Busyet. Dari bimtek ini membuka pemahamanku tentang dunia menulis cerita
anak.
Menulis cerita anak aku merasa bebas.
Menyenangkan sekali. Bisa berimajinasi macam. Gak terbatas pokoknya. Cocok
denganku. Yang cenderung hidup dalam dunia imajinasi. Lupa tempatku berpijak.
Cerita anak seperti membuka permainan dengan berbagai kemungkinan.
Kedua, menulis cerita anak turut
berkarya untuk generasi yang lebih baik. Aku sudah tua. memang. Aku akan mati.
Tentu. Setidaknya dengan menulis cerita anak aku ikut membangun generasi.
Menciptakan cerita dengan nilai-nilai positif yang aku sisipkan dibalik cerita.
Aku ingin membangun kebiasaan membaca anak-anak. Kadang agak ngeri melihat anak
yang nempel sama gadgetnya. Kyk tidak ada hiburan lain. Padahal buku itu sangat
menghibur.
Ketiga, aku berkarya karena anakku.
Aku selalu mengamati tumbuh kembang anakku. Aku menemukan banyak keajaiban.
Satu ceritaku hanya satu pecahan kecil dibalik banyaknya keajaiban anakku.
Ghneya. Kebetulan buku cerita anakku berjudul Fokus, Fokus, Tralala.
Buku ini terinspirasi ketika aku dan Ghneya asyik menonton tv. Kami senang menonton kartun. Salah satu kartunnya adalah Masha and the bear. Pada satu adegan ada cerita Masha mendapat tongkat ajaib. Dia berkata fokus, fokus, tralala. Bukan sih sebenarnya Fokus, fokus, trulala. Setelah aku nonton lagi sekali. Tak apelah, typo dikit. Tapi poin cerita dapat. Fokus, fokus, tralala.
Keempat, menulis cerita anak seperi
napak tilas. Mengunjungi masa kecilku. Hal-hal indah yang aku hidupkan kembali
di usia tua. Aku juga menambal peristiwa-peristiwa yang belum sempurna di masa
kecil. Hanya perlu mengubah perspektif sih. Ubah cara pandangmu, ajaib hidupmu
berubah. Masa kecilku yang memang imajinatif, banyak merenung, lebih bijak dari
usianya. Sangat tepat jika aku memilih menjadi penulis. Yey, AKu seorang
PENULIS.
Menulis membuatku mengamati setiap
peristiwa. Tidak bisa melewatkan suatu peristiwa berlalu begitu saja. Aku
mengumpulkan kepingan-kepingan kisah. Menulis. Menyimpannya dalam almari
imajiku. Suatu saat jika waktunya. Peristiwa-peristiwa itu bisa aku rangkai
seperti merangkai puzzle.
Menulis membuat Hidupku makin terasa
HIdup. Keren. Luar Biasa. Aku memeng begitu. IM THE BEST