Ceritaku : Berkunjung ke BARBARSHOP

 

BARBARSHOP

 


Morning, morning everbodyy. Biar Blog ini agak internasional. Aku mulai dengan speaking-speking inggris. Soalnya in my school ada Bule nya? Buleleng? Gak. Bulenan? Gak. Foreign Teacher from Holand. Namanya qhhqkdjd. Kemrin dia bilang namanya. Aku ngangguk2 aja. Padahal namanya sulit dijamah telingaku. Namanya smsjdkdkll.

 

Cukuran mereka rapi banget. Kebetulan aku belum cukuran. Gak ada tumpeng soalnya. Maksud? Itu lho cukuran, pake tumpeng. Shit mader paker. Sorry I m Religion Teacher. No Pak Pak word ok. Aku ingin merenovasi rambutku. Soalnya sudah penuh dengan sarang ketombe. Soalnya gak pake head an solder. Rambutku bkn rangkaian elektronika. Krik, krik, krik (garing).

 

Aku amati di sekitarku, lagi berjamuran barber shop. Gak ada madu ratna. Atau mungkin Madu Ratna dipermak kekinian jadinya barber shop. Mau cukur pak? Cukurukuk. Kalo bilang gtu, gmna reaksi tukang cukurnya ya? Profesi-profesi apa yang paling bahagia? Apa ayo? Tukang Cukur. Soalnya dia selalu mencukuri apa yang ada.

 

Langgananku barbar shop di lapangan Giri Emas, sebelah barat RS Giri Emas (Semoga benar aku diorientasi arah). Aku ketemu tukang cukur dengan wajah memelas. Coba deh kesana. Lihat wajahnya. Kalian mungkin kasihan. Aku kan orangnya baperan. Gak tegaan. Apa ini strategi marketingnya ya. Apa aku ini korban?

 

Barbarshopnya minimalis banget. Rombong yang biasa utk jualan boba dia sulap jadi tempat cukur. Coba deh siang-siang kamu cukuran di sana. Tempatnya cma bisa nampung lu sama tukang cukurnya. Foto-foto model rambut di pajang di depan lu. Kacanya kecil banget. Klo mau liat bagian belakangnya, abangnya ngambil cermin kemudian disorot2in kayk lagi syuting film.

 

Pas, aku kesana lagi mati lampu. Aku sudah dipakaiin kain. Kain kafan? Pelindung badan gitu. Ala kadarnya, kainnya kecil. Lu keringetan. Abangnya eh Bli nnya (orang bali). Clingak-clinguk benerin steker. Dengan tampang memelasnya. Sumpah kasihan banget. Aku sabar aja. Dia lari nyari MCB atau Meteran listriknya. MCBnya dimatiin sama org pasar. Paginya tempat itu adl pasar.

 

Ternyata bergasnya rusak. Rasanya sakit banget. Dia pakaikan ke kepalaku. Rasanya kayak kelapa yang diseruuut. Bergasnya diisin minyak singer, dikocok-kocok. Dicoba lagi. Bunyi lagi suara duuut. Rambutku ketarik. Aku nangis. Bli-nya nanya. Aku jawab kelilipan rambut.

 

Bli, nya cerita dia adalah korban pandemi. 8 tahun kerja di gianyar, di villa Sukawati. Aku dari Gianyar. Dia tambah eksited cerita ttg romansa Gianyar. Gianyar very memorable katanya. Comfortable. Cozy. I Agree With You. Aku cerita, spt kebaliknnya cerita bli. Aku dri Gianyar, work in Buleleng. My Family in Gianyar. I Crya. He cry. Kita Cry-cryan. Bapaknya melankoli, kita sefrenkuensi. Setiap cukur, aku ingin cukur disana. Sampe dia mampu beli bergas yang baru. Biar gak ada Gruud, gruud lagi.

 

Pesan morilnya, ayo bagi kalian pengen Cukuran Mulet, French Chop, dg sensasi berbeda. Pergilah ke Barbarshop. Ingat tempatnya di sebelah barat RS Giri Emas.

Postingan Populer