Review Buku

 Membaca Tabula Rasa

 


            Sebelumnya biar gak penasaran, aku ceritakan bagaimana buku Tabula Rasa ini nyampe di tanganku. Awalnya dimulai dengan film yang viral di Netflix, “Gadis Kretek” pemerannya Dian Sastro Wardoyo. Aku gak nonton film-nya, di berita-berita aku baca begitu, dan aku tahu film ini diadaptasi oleh novel yang judulnya “Gadis Kretek.” Setelah ditelusuri lagi aku menemukan nama penulis buku ini namanya Ratih Kumala. Sebagai pembaca aku mempunyai kebiasaan membeli buku yang tidak lagi viral, aku ingin membeli buku pertamanya. Ketemulah buku yang judulnya Tabula Rasa. Aku beli buku ini, sebelum nanti aku beli buku viralnya, Gadis Kretek. Aku tahu dikit tentang Gadis Kretek ini adalah tentang wanita yang bekerja di panti pijat, chiropratic ya, pijat kretek. Benar kan?

            Dari judulnya aku sok-sok nebak gitu. Tabula Rasa. Itu kan teorinya John Lock. Teori kertas putih ya, manusia lahir diibaratkan kertas putih. Pinter kan gue? Buku ini aku beli asli tapi bekas, preloved lah istilah kerennya. Kenapa ya orang suka banget bikin istilah? Bilang aja bekas ori kan jelas toh. Sebagai pembaca yang baik, aku memang paling anti beli buku bajakan. Minimal bekas ori, karena susah banget bikin buku. Buku ini bukan buku psikologi yang dibayangkan, malahan berisi cerita-cerita sejarah. Setingnya di tahun Sembilan puluhan, di Unisoviet pada masa lengsernya Mikael Gorbachev.

            Buku ini lebih banyak menceritakan sejarah di awal, gila aku kagum banget dengan kecerdasan Ratih Kumala. Gimana risetnya? Gimana ngeramu ceritanya? Luar biasa, salut. Tau gak, satu lagi fakta yang bikin aku menganga. Ratih Kumala ini ternyata suaminya adalah, adalah Eka Kurniawan. Eka Kurniawan yang terkenal itu. Bukunya sudah aku baca duluan. Aku punya dua bukunya malah. Judulnya, Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas ini juga difilmkan, aku sudah nonton, keren banget. Buku yang kedua adalah Tragedimu Komediku. Aku ngerasa sefrekuensi dengan Eka Kurniawan, gaya penulisannya kocak dan komikal. Gimana ya dua pasangan jenius ini bertemu. Apa mereka sering ngobrolin buku? Gimana nyatuin otak mereka yang jenius?

            Tokoh sentral nya adalah Galih, anak seorang duta besar di Unisoviet. Galih bertemu dengan Krsnaya, gadis asli Uni Soviet. Mereka bertemu di Kremlin. Aku dapat pengetahuan tentang Uni Soviet, dan tempat-tempat penting di sana. Ternyata ada musiam yang menyimpan badannya Lenin, Lenin diawetkan kayak mumi. Uni Soviet waktu itu lagi goncang karena isu keruntuhan Sosialis. Mikhael Gorbachev memberikan kebebasan negaranya dengan filosofi Glasnot, Prestorika. Ini yang bikin Uni Soviet pecah, di masa itu Krasnaya meninggal. Galih kembali ke Indonesia dengan perasaan sedihnya.

            Novel ini banyak menceritakan tentang tempat-tempat. Rasanya kayak traveling tapi membaca. Di Indonesia menceritakan tentang Yogyakarta dan Jakarta. Galih menjadi dosen di Yogyakarta dia kemudian bertemu Raras. Mahasiswa yang menghidupkan cintanya Galih. Di pertengahan baru menceritakan yang relate dengan judulnya Tabula Rasa. Raras juga memiliki background pedih. Seperti dua orang yang membawa penderitaannya masing-masing. Raras punya pacar wanita yang namanya Violet. Violet meninggal karena kecanduan narkoba.

            Galih yang belum bisa move on dari Krasnaya. Takut cintanya adalah pengalihan, Raras Cuma jadi apa istilahnya ya, Cuma jadi pelarian saja. Galih masih belum yakin dengan perasaannya ke Raras. Karena cintanya ke Krasnaya sangat besar. Sementara Raras juga sama, dia sebelumnya adalah lesbi, karena trauma kembarannya yang diperkosa pamannya. Raras sebenarnya adalah biseksual atau bisa menyukai laki-laki juga. Tapi Raras masih belum yakin dengan hatinya.

            Galih dinasehati oleh Zdenka untuk tidak menyiksa diri, dengan hidup pada bayang-bayang masa lalu. Mencinta Raras bukan kesalahannya, Galih berhak untuk bahagia. Galih mencari Raras. Namun Raras menghilang. Raras ke Jerman bertemu temannya yang merupakan pasangan homo. Mereka memutuskan menikah, untuk menjaga satu sama lain. Pasangan sesama jenis sering terkena masalah kesehatan seperti HIV AIDS. Raras mendapatkan nasihat dari temannya, untuk menentukan pilihan. Pilihannya adalah menentukan satu orientasi seksnya. Raras mencoba membuka hati ke Galih, dan ceritanya berakhir. Happy Ending.

            Dimana pesan Tabula Rasanya? Hmm, begini menurut analisisku. Galih dan Raras adalah simbol dari tabula rasa. Masing-masing punya background cerita yang membuat kondisi mereka sekarang. Galih dengan trauma kehilangan Krsnaya. Raras tentang trauma masa kecilnya. Peristiwa-peristiwa itulah tabula rasa, artinya goretan-goretan di kertas putih, Masing-masing sudah punya goretan-goretan yang saling bertemu. Dan keputusan mereka menentukan masa depan mereka. Galih dan Raras memutuskan untuk berkompromi dengan perasaan mereka. Membuat goretan baru untuk melanjutkan hidup mereka. Yup, buku keren banget. Aku sudah menyelesaikan lama, pengen banget nulis review buku ini. Baru bisa sekarang. Pokoknya buku ini bagus banget.

            Pengen beli Gadis Kretek? Gak, sih kayaknya. Buku ini bagus tapi dari segi chemistry aku lebih cocok dengan Eka Kurniawan. Oh, ya aku belum review buku Eka Kurniawan ya. Padahalan aku duluan kenal Eka ketimbang Ratih. Tahu mereka pasangan memang menakjubkan. Selanjutnya aku ingin beli buku Cantik Itu Luka. Doakan uangku banyak ya. Biar bisa beli buku sepuasnya. Hahaha

Postingan Populer