Kurikulum CBSA metamorfosis Kurikulum Merdeka (Sebuah Pemikiran Konyol)
Baru kemudian di Kurikulum Merdeka ada upaya untuk menghidupkan kembali pelajaran Pancasila tapi terintegrasi dalam P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Seperti namanya pembelajaran dikemas dalam projek. Siswa diharapkan membuat projek yang di dalamnya ada nilai-nilai Pancasila.
Di dalam P4 masing-masing Sila Pancasila dijabarkan dalam butir-butir penerapan Pancasila. Dalam P5 penerapannya dijabarkan dalam elemen-elemen Seperti Berakhlak Mulia, Mandiri, Gotong Royong, Bernalar Kritis, dan Berkebhinekaan Global.
Baik CBSA dan Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang berpusat pada siswa. Walaupun dalam CBSA konsep siswa aktif sering diartikan lebih banyak mencatat. Karena mungkin masih terpengaruh pada kurikulum sebelumnya. CBSA sudah mengenal adanya tes diagnostik Lo. Walau sederhana, aku rasa itu termasuk Tes Diagnostik Non Kognitif.
Seingatku, aku disuruh memegang telinga. Hanya yang saya pegang adalah telinga gurunya wkwk. Sekarang baru aku menyadari aku agak lain. Ada banyak pertanyaan dalam tes diagnostik ini misalnya disuruh berhitung 1 sampai 10, disuruh bernyanyi, disuruh menunjukkan arah. Aku sering kesulitan dalam tes arah ini. Sampai sekarang kalau berada dalam ruang tertutup suka salah arah. Makanya jadi guru agama, biar tahu arah yang benar.
Selanjutnya di kurikulum ini juga ada pelajaran muatan lokal. Seingatku dulu kami sering membawa pupuk kandang dari rumah. Pupuk itu akan ditebar di kebun kami. Kelas 4 kami sudah memiliki kebun yang harus kami rawat. Kami menanami kebun itu dengan singkong, aku masih ingat masing-masing disuruh membawa batang singkong. Aku lupa apakah singkong itu bisa dipanen? Ini memiliki kesamaan dengan projek P5. Dalam projek P5 ada tema-tema yang bisa dipilih. Berkebun cocok dengan gaya hidup berkelanjutan. Aku jadi tahu gimana caranya menanam singkong. Minimal merasa bangga melihat singkongnya tumbuh daun.
Ada juga kewirausahaan, murid biasanya disuruh berjualan keliling. Guru membawa barang dagangan di rumah. Murid disuruh menjual itu, jika dagangan habis bisa mendapat bonus. Aku jadi semangat untuk berjualan. Bagiku ini memberi banyak manfaat bagi murid, keterampilan komunikasi, menjalin relasi.
Man, 4Juli2024