Membuat Pentigraf (Cerpen tiga Paragraf)

 

Tali

Sejak ibu meninggal karena sakit, ayah lebih banyak mengurung diri. Dia mengabaikan toko tali kami. Aku tidak suka dia mengabaikanku juga. Ayah memilih tenggelam dalam kesedihannya. Beberapa kali aku mencoba menarik perhatiannya, mengajaknya berbicara, mengingatkan tentang usaha toko kami. Semua usahaku terasa tidak berarti, aku merasa tidak berharga. Hidupku benar-benar hancur, sepulang dari toko aku mendapati ayahku terbujur kaku. Tubuhnya menggantung dengan tali yang biasa kami jual.

            Tokoku tutup tanpa aku tahu kapan akan buka. Setiap melihat tali aku teringat ayah. Aku mencoba usaha garmen tapi nyatanya aku gagal. Mungkin nasib usahaku memang cocok dengan tali. Aku bertemu dengan Larisa gadis pengrajin layang-layang. Dia menawarkan kerjasama. Cinta menarikku dari kubangan kesedihan. Aku menikahi Larisa dan mengembangkan bisnis taliku. Aku merasa berada di puncak hidupku.

            Aku mencintai Larisa hingga aku takut kehilangannya. Aku sudah diabaikan oleh kedua orang tuaku. Setiap melihat tali aku memikirkan hal itu. Aku mencoba membuat Larisa bahagia, hingga dia tidak berpikir mengkhianatiku. Rasa takut itu semakin nyata membuatku mencari wanita lain untuk menumpahkan rasaku. Sehingga ketika Larisa meninggalkanku aku tidak merasa kehilangan. Larisa tahu pengkhiatanku, tapi aku telat menyadarinya. Aku mendapati Larisa menggantung pada tali yang kami jual. Aku menyesali kebodohanku.


 Pungguk Merindukan Bulan

            Hati-hati kaki Karin melangkah, pandangannya terhalang gelap yang masih tersisa. Ia merangkak sembari memperhatikan seorang di depannya. Yama menjadi ketua pendakian kelompok mapala di kampus. Sebelum matahari terbit mereka sudah mencapai puncak gunung. Karin mengobrol mengisi waktu menunggu matahari. Obrolan menjadi intens setelah melewati perjalanan yang berat. Yama mengungkapkan rasa sukanya kepada Serril. Rasa yang baginya bagai Pungguk merindukan bulan. Karena tidak mungkin gadis yang modis seperti Serril menerima cowok pecinta alam. Karin membesarkan hati teman baiknya untuk memanfaatkan kegiatan bakti sosial kampus nanti.

            Ketika batang-batang bibit bakau dibagikan, Yama punya kesempatan mendekati Serril. Dia menjelaskan cara menanam bakau. Tidak diduga ternyata Serril sudah fasih menanam pohon. Kakinya tidak terlihat jijik menjejak lumpur. Perkiraan Yama selama ini salah. Serril bersemangat mengikuti bhakti sosial, tak diduga dia memiliki kepedulian lingkungan. Hal itu tidak disia-siakan Yama, dia mengajak Serril ikut kegiatan mapala. Serril menyambutnya dengan antusias. Yama berterimakasih kepada sahabatnya Karin yang membuatnya semakin dekat dengan Serril.

            Karin ikut dalam aksi demontrasi yang menentang pembuangan limbah hotel ke laut. Karin kini sendiri memimpin teman-temannya mengajukan protes. Rupanya Hotel itu didukung oleh pejabat. Demo semakin ricuh ketika salah satu teman Karin terpancing emosi. Bentrokan tidak bisa dihindari apalagi ada pihak lain yang memanfaatkan suasana. Barisan pengaman polisi diperketat. Gas air mata ditembakkan polisi bersambut dengan lemparan batu dan petasan. Ada suara tembakan entah darimana sumbernya, Karin pemimpin demo tertembak. Yama segera menengok Karin di rumah sakit. Dalam sekaratnya Karin membisikkan sesuatu ke telinga Yama, “Aku punggukmu!”

 BIODATA PENULIS

I Nyoman Sutarjana lahir pada tanggal 21 September 1986 di Gianyar, Bali. Seorang guru yang memiliki hobi menulis, melukis, dan bersepeda. Beliau dapat dihubungi melalui email: sutarjana21@gmail.com.

 

Postingan Populer