Materi Yadnya: Ringkasan Ramayana
sumber gambar: baliarthaculture.wordpress
Ringkasan Cerita Ramayana
Kerajaan Ayodhya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah
oleh raja Dasaratha. Sangat sejalan dengan nama beliau Dasaratha yang artinya
pengendali 10 ekor kuda, 10 ekor kuda itu adalah simbol dasa indria. Beliau
sudah mampu mengendalikan 10 indria, sehingga beliau dapat memimpin dengan adil
dan bijaksana. Beliau memiliki 3 orang permaisuri yang Bernama Dewi Kausalya,
Dewi Keikeyi, dan Dewi Sumitra. Namun sayang sekali ketiga permaisuri belum
bisa melahirkan keturunan. Untuk itu raja Dasaratha menyelenggarakan Putra Kama
Yadnya yaitu upacara memohon anak.
Upacara itu berhasil karena permaisuri dikaruniai putra.
Dewi Kausalya melahirkan Rama, Dewi Keikeyi melahirkan Bharata, dan Dewi
Sumitra melahirkan Laksmana dan Satrugna. Keempat putra itu kemudian belajar di
pertapaan Rsi Wasistha. Setelah menamatkan pendidikan mereka kembali ke istana.
Tak berselang lama datanglah rsi Wiswamitra yang meminta pertolongan kepada
raja Dasaratha. Pertapaan rsi Wiswamitra sering diganggu oleh raksasa. Rsi
Wiswamitra meminta tolong Rama dan Laksmana untuk mengalahkan raksasa itu. Raja
awalnya merasa keberatan namun Rama bersikeras ingin membantu Rsi Wiswamitra.
Rama dan Laksmana pergi ke pertapaan Wiswamitra. Sementara
Bharata dan Satrugna tetap diam di istana. Berkali-kali yadnya Rsi Wiswamitra
diganggu raksasa. Berkat kesaktian Rama dan Laksmana raksasa tersebut berhasil
dikalahkan. Setelah upacara selesai Rsi Wismaitra mengajak Rama dan Laksmana
menghadiri undangan di kerajaan Mithila.
Di kerajaan Mithila terdapat raja Janaka yang mengadakan
sayembara. Sayembaranya adalah untuk mempertemukan jodoh dari anaknya yang Bernama
dewi Sita. Sita lahir dari upacara pemujaan kepada dewi pertiwi. Ketika upacara
mata bajak Raja Janaka mengenai dewi Sita beserta busur panah. Busur panah itu
adalah milik dewa Siwa. Siapapun yang mampu mengangkat busur panah itu serta
mematahkannya maka orang itu adalah jodoh dari dewi Sita.
Dalam sayembara itu Rama mendapat kesempatan mengangkat
busur panah. Rama pun berhasil mengangkat dan mematahkan busur panah itu
sehingga Rama berhak mempersunting dewi Sita. Rama, Laksmana dan dewi Sita Kembali
ke Ayodhya disambut meriah oleh rakyatnya.
Dewi Keikeyi karena mendapat hasutan dari pelayannya merasa
iri dengan Rama. Ia pun mencoba menggagalkan penobatan Rama menjadi raja.
Keikeyi ingat raja Dasaratha masih memiliki hutang kepadanya. Keikeyi menuntut hutang
itu kepada Dasaratha. Raja Dasaratha diminta membatalkan penobatan Rama, justru
yang diangkat menjadi raja adalah Bharata. Rama harus menjalani masa pembuangan
selama 14 tahun.
Raja Dasaratha merasa terpukul dengan permintaan dewi
Keikeyi namun dia tidak bisa menolaknya. Rama bersekeras untuk memenuhi
permintaan itu sebagai wujud bhakti kepada orang tua. Hal Ini adalah karma yang
harus diterimanya dulu ketika itu berburu di hutan. Mata panahnya tak sengaja
mengenai anak brahmana yang sedang mencarikan air untuk bapaknya yang sedang
sakit. Brahmana yang kehilangan anaknya itu mengutuk Dasaratha kelak dia akan
ditinggalkan anak kesayangannya.
Rama, Sita didampingi Laksmana pergi ke hutan, menjalani
masa pembuangan selama 14 tahun. Bharata menolak menjadi raja. Tak berselang
lama ia menyusul Rama ke hutan. Rama menasehati Bharata untuk mengambil perannya
sebagai raja. Bharata menolak. Rama akhirnya memberikan terompahnya kepada
Bharata sebagai simbol perwujudan Rama yang memerintah Ayodhya. Setelah masa
pembuangan habis dia akan Kembali ke Ayodya.
Di hutan Rama mendapat gangguan dari raksasa perempuan Bernama
Surpanaka. Dia menggoda Rama, karena Rama sudah beristri dia mengajukan adiknya
Laksmana. Laksmana menolak karena dalam cerita dia mendapat julukan truna
laksmana, yang artinya menjalankan sukla brahmacari. Laksmana merasa kesal
terus digoda oleh Surpanaka. Dia pun memotong hidung dan telinga Surpanaka.
Surpanaka menangis mengadukan hal itu ke Alengka.
Alengka dipimpin oleh Rahwana, yang merupakan kakak Surpanaka.
Rahwana memiliki 3 saudara yaitu Kumbakarna, Surpanaka dan Wibhisana. Mendapat
pengaduan Surpanaka bahwa dia digoda oleh manusia di hutan Rahwana marah dan
akan membalas dendam. Rahwana menuju pertapaan Rama.
Sampai di pertapaan, Rahwana justru bertemu dengan Sita yang
membuatnya jatuh hati. Perasaan senang itu berubah menjadi kekecewaan karena
tahu Sita sudah bersuami. Rahwana tidak menyerah, dia membangun siasat untuk
menculik Sita.
Rahwana memanggil Marica untuk berubah menjadi seekor
kijang. Sekejap Marica berubah menjadi kijang, diapun mendekati Sita. Sita
tergoda dengan kelincahan kijang, kemudian menyuruh Rama menangkap kijang
tersebut. Rama pergi, sebelumnya dia berpesan kepada Laksmana supaya menjaga
Sita apapun yang terjadi. Kijang pergi semakin menjauh, Rama ikut mengejarnya.
Rencana Rahwana hampir berhasil.
Kijang berhasil dipanah. Namun aneh kijang itu berteriak
menyerupai suara Rama yang meminta tolong. Sita mendengar suara itu dan mengira
Rama dalam bahaya. Dia memanggil Laksmana untuk menjemput Rama. Laksmana
menolak, Sita marah dan memberi kata-kata buruk kepada Laksmana. Laksmana yang
tidak tahan kemudian pergi. Sebelum pergi Laksmana membuat garis perlindungan
kepada Sita. Sita tidak boleh melewati garis tersebut.
Rahwana tersenyum melihat siasatnya hampir berhasil, dia pun
berubah menjadi pertapa tua yang kelaparan. Melihat keadaan pertapa Sita merasa
kasihan dan melupakan pesan Laksmana. Setelah keluar melewati garis Sita pun
diculik oleh Rahwana dengan mengendarai puspaka ke Alengka.
Dalam perjalanan ke Alengka. Rahwana dihadang oleh raja
burung Bernama Jatayu. Dia adalah teman dekat Dasaratha. Rahwana dan Jatayu
terlibat peperangan. Jatayu berhasil dikalahkan.
Rama dan Laksmana setelah mengetahui Sita diculik kemudian
berusaha mencari Rahwana. Di perjalanan dia bertemu Jatayu yang sekarat. Dari
informasi Jatayu, Rama mengetahui bahwa Sita diculik oleh Rahwana. Jatayu
meninggal dengan mengucap nama Rama.
Rama dan Laksmana berjalan jauh mencari Sita. Sampailah
mereka pada kerajaan Kiskindha, kerajaan kera. Ternyata di kerajaan tersebut
terjadi perebutan kekuasaan antara Subali dan Sugriwa. Sugriwa meminta bantuan
kepada Rama. Sebagai gantinya Sugriwa berjanji akan membantu Rama menemukan
Sita. Rama setuju kemudian berhasil memanah Subali.
Sugriwa mengerahkan semua panglimanya mencari Sita mereka
adalah Anggada, Hanuman, Anila, Jambawan. Hanuman pergi ke selatan, dia bertemu
dengan Sampati. Sampati adalah saudara Jatayu, dia menyampaikan Rahwana pergi
ke selatan. Hanoman melompati lautan menuju Alengka. Di alengka dia menemukan
bahwa Sita dikurung di taman Angsoka dengan ditemani Trijata, anak Wibhisana.
Hanoman menemui Sita, menyampaikan bahwa dia adalah utusan Rama, sebagai bukti
dia memberikan cincin Rama. Hanoman beranjak pergi setelah menyampaikan pesan,
tapi ketika itu ia ditangkap oleh pasukan Alengka. Hanoman yang diikat kemudian
ekornya dibakar malah berhasil melompat ke atap istana. Istanapun terbakar, Hanoman
pergi menemui Rama.
Rama menerima pesan Hanoman, dia kemudian mengutus Anggada
untuk berunding. Anggada sampai di istana Alengka dengan disambut amarah
kesombongan Rahwana. Jalan damaipun tidak berhasil, tandanya akan terjadi
peperangan. Wibhisana adalah adik bungsu Rahwana yang memiliki sifat yang baik.
Dia membujuk Rahwana untuk mengembalikan Sita. Rahwana menolak, malah mengusir
WIbhisana. Wibhisana pergi dan memihak Rama.
Atas bantuan dewa Baruna Rama berhasil membuat jembatan yang
menghubungkan Alengka. Jembatan ini Bernama Setubanda. Rama bersama pasukan
kera menyerang Alengka. Satu persatu pasukan Alengka gugur hingga sampai
Rahwana yang harus terjjun sendiri menghadapi Rama. Dalam pertempuran itu
Rahwana gugur ditangan Rama.
Sita Kembali ke Ayodya beserta Rama, Laksmana yang
menyelesaikan masa pembuangan. Kebahagiaan tak bertahan lama karena muncul
desas-desus yang meragukan kesucian Sita. Sita membuktikan kesuciannya karena
berhasil melewati sumpah api. Rakyat sementara bisa diredam. Tak lama muncul
lagi desakan rakyat yang menyuruh Sita menjalani pembuangan di hutan. Rama
karena mendengar suara rakyatnya, dengan berat hati mengusir Sita ke hutan.
Sita waktu itu sedang mengandung.
Sita terlunta-lunta di hutan, bersyukur dia bertemu pertapaan
Rsi Walmiki. Rsi Walmkiki sebelumnya mendapat firasat kedatangan Sita dari
tangisan burung yang dilihatnya. Sita diterima di pertapaan Walmiki sampai Sita
melahirkan putra kembar Bernama Kusa dan Lawa. Walmiki sangat tergugah dengan
kisah Sita, kemudian menggubah lagu yang menceritakan perjalanan Rama.
Kusa dan Lawa diajarkan melantunkan nyanyian Rama. Nyanyian
itu dilantunkan keliling kerajaan dan memikat banyak pendengar. Kusa dan Lawa
pun diundang ke Ayodya untuk bernyanyi. Rama begitu sedih mendengar lagu yang
menceritakan dirinya. Dia pun mengenali Kusa dan Lawa sebagai anaknya. Rama
menyuruh Kusa Lawa membawa Sita ke istana.
Sampai di Istana Sita bersumpah akan Kembali Kembali ke ibu
pertiwi. Sita adalalah perwujudan dari pertiwi. Pertiwi terbelah menelan tubuh
Sita. Rama bersedih melihat hal itu. Sebagai tanda juga bahwa kehidupan
awataranya sudah habis. Rama menyerahkan kerajaan kepada Kusa dan Lawa. Rama Kembali
ke Waikuntha sebagai Wisnu.