Darsana


Selamat Pagi Anak-Anak

Hari ini kita belajar tentang Darsana.

Ayo kita simak materi berikut:

A. Pengertian Darsana


Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu filos artinya cinta, sofiah artinya kebijaksanaan.

Filsafat adalah ilmu untuk mencari kebenaran yang hakiki.

Filsafat mengutamakan pikiran, karena dengan pikiran manusia bisa mendapatkan kebenaran.

Darsana adalah sistem filsafat Hindu

Kata Darsana berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari akar kata drs yang artinya melihat. Darsana 

artinya penglihatan atau pandangan terhadap kebenaran.

gambar: contoh upanisad

Dalam sejarahnya darsana berkembang pada jaman Upanisad. Jaman dimana umat manusia berusaha

 mempelajari kebenaran. Upanisad diartikan sebagai duduk di dekat guru untuk mendiskusikan

 kebenaran.

Darsana menyatakan bahwa kebenaran itu pada dasarnya satu tetapi dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang.

Diibaratkan dengan orang buta yang menyelidiki gajah. Orang akan memiliki pandangan yang berbeda.

Darsana membantu manusia untuk memahami hakikat kehidupan ini, hakikat dunia, hakikat atman, dan

hakikat Tuhan.

Dalam Tri Kerangka Dasar yang terdiri dari Tattwa, Susila dan Upacara. Darsana termasuk ke dalam

Tattwa. Tattwa artinya filsafat ketuhanan.


B. Aliran Darsana

Dalam perkembangannya Darsana memiliki 2 aliran besar yaitu Nastika dan Astika. Keduanya dikenal

dengan Nawa Darsana. Yang terdiri dari 3 Filsafat Nastika dan 6 Astika.

Nastika

adalah aliran yang tidak mengakui otoritas Weda, tidak menerima Weda sebagai sumber ajaran

tertinggi.

Aliran Nastika meliputi:

1. Carwaka

adalah aliran yang bersifat atheis, tidak percaya dengan Tuhan, mengagungkan ilmu pengetahuan, hidup

ini hanya sekali dan nyata, tidak percaya kelahiran kembali, tidak percaya surga dan neraka.

Orang-orang barat cenderung bersifat Carwaka.

Ada dua kelompok pengikut Carwaka yaitu Dhurta dan Susiksita. Dhurta artinya kelompok tidak

terpelajar. Susiksita artinya terpelajar. Salah satu tokoh Susiksita adalah Watsyayana yang terkenal

 menulis Kamasutra.


2. Jaina

adalah aliran yang mengutamakan ajaran ahimsa, kita bisa mencapai keutamaan hidup dengan tidak

menyakiti, etika adalah ajaran yang dipegang teguh, bersifat atheis, tujuan hidup bisa mencapai

kebebasan rohani seperti guru mereka. Pendirinya adalah Mahawira.

Jaina memiliki 2 aliran yaitu. Dirgambara dan Swetambara. Dirgambara ciri-cirinya bertelanjang bulat,

 menjalankan ahimsa dengan ekstrim. Swetambara ciri-ciri memakai baju serba putih, menjalankan

ahimsa lebih moderat.


3. Budha

adalah aliran filsafat yang bertujuan membebaskan manusia dari penderitaan. Aliran filsafat ini disebut

juga dengan aliran jalan tengah karena tidak mengenal puasa, tidak terlalu banyak ritual, lebih pada

pengendalian diri (etika) dan meditasi. Aliran ini juga tidak mengenal kasta.

pendiri ajaran ini adalah Sidharta Gautama.


Dari mempelajari materi ini dapat kita tarik pelajaran yaitu:

1. Darsana adalah ajaran manusia untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir untuk memperoleh

 kebenaran. Sehingga menjadi lebih menjadi bijaksana.

2. Orang bijaksana adalah yang menerima bahwa kebenaran bisa dilihat dari berbagai sudut pandang.

 Orang bijaksana tidak memaksakan kebenarannya.

Postingan Populer