Cerpen - Panggil Aku Lelaki

Panggil Aku Lelaki




Ujungnya kamu jilatin, lalu kamu pilin-pilin sedikit supaya lebih kaku baru kamu masukin ke lubangnya dengan hati-hati. Begitu pesan ibuku sewaktu kecil mengajari cara memasukkan benang ke jarum. Oh ya perkenalkan nama saya Sukmono Notonegoro. Kata ibu nama itu bukan nama sembarangan Sukmono diambil dari nama ibuku Sukma dan ayahku Tarjono. Nama Notonegoro itu mewakili harapan ayah dan ibuku. Dia berharap suatu saat aku menjadi desainer terkenal seperti Adjie Notonegoro

Untuk memujudkan niatnya sejak kecil aku diperkenalkan dengan dunia jarit menjarit seperti yang orang tuaku lakukan. Kami adalah keturunan penjahat ups bukan, keturunan penjahit. Seluruh warga sudah mengenal keluarga kami Tarjono Tailor adalah usaha jarit yang berlangsung turun temurun. Kakekku, buyutku mereka adalah penjahit andal yang namanya bahkan terkenal sampai kampung sebelah. Setelah ayah meninggal otomatis kelanjutan usaha Tarjono Tailor berada dipundakku.

Sebagai seorang laki-laki apalagi anak tunggal ibu sangat menyayangiku walau terkadang kasih sayang itu berlebihan. Aku seperti tidak punya pilihan hidupku sudah diatur sesuai keinginan ibu. Jika ibu pergi arisan maka dia akan mengajakku, pergi ke salon dia juga mengajakku. Memilih-milih baju aku juga diajaknya. Aku memakai baju yang ibu pilihkan. Selera ibu denganku benar-benar berbeda, walau tak nyaman dengan baju dan celana yang super ketat. Semua ini aku lakukan untuk membahagiakan ibu.

Ibu selama ini tidak tahu aku sering menjadi menjadi bahan ledekan teman-teman SMA ku. Mereka menyebut saya anak mami, lelaki pemayu, kadang mereka menyebarkan cerita yang bukan-bukan. Sehingga orang sering salah paham terhadapku terutama teman perempuan. Wajah mereka sering merasa kasihan melihatku disangkanya aku penyuka sesama jenis.

Pulang sekolah biasanya aku langsung membantu ibu menyelesaiakn pesanan bajunya. Namun kali ini aku ingin mencoba hal lain, aku ingin sedikit berlari dari rutinitasku. Kebetulan Tarjono Tailor sedang mengalami perluasan, dan kebetulan salah seorang tukangnya hari ini tidak masuk karena sakit. Jadi dengan alasan membantu tukang untuk meringankan biaya aku meminta ibu supaya diijinkan menggantikan tukang tersebut.

Ternyata pekerjaan ini sangat menyenangkan. Selama ini aku belum pernah melakukan pekerjaan fisik yang menguras keringat selain fitnes yang sering aku lakukan setiap sore. Ibuku mengijinkan tapi dia mewanti-wanti aku memakai semua perlindungan dari debu dan sinar matahari. Dia menyuruku memakai baju berlengan panjang, topi, masker, dan selop tangan untuk melindungi tanganku. Aku seperti memiliki cara untuk sedikit lepas dari rutinitasku. Aku sangat menikmati pekerjaanku sekarang apalagi tukang memuji hasil pekerjaanku. Awalnya dia hanya menyuruhku mencampur semen dan pasir kemudian dia mulai mengijinkan aku untuk memasang batako. Dia memuji pekerjaanku karena aku teliti dan hasilnya sangat rapi. Orang tuaku memberiku kebiasaan untuk bekerja dengan rapi

Akhirnya hari menjadi sore tidak terasa aku menikmati pekerjaanku sampai lupa waktu. Aku merasa senang belum pernah aku merasa sesenang ini ketika aku mengerjakan pekerjaanku sebagai penjahit. Aku semakin tertarik mendengar cerita-cerita beberapa tukang tentang bagaimana pengalaman mereka membuat gedung terutama gedung bertingkat. Aku merasa semakin tertantang untuk menggeluti bidang pekerjaan baru ini

Tukang itu tidak masuk selama tiga hari jadi tiga hari ini aku manfaatkan untuk benar-benar belajar tentang teknik membuat bangunan. Akupun merasa senang karena mereka bangga melihat kemajuan pesat yang aku alami. Memang jika pekerjaan kita lakukan dengan senang hati maka hasilnya akan sangat bagus. Berbeda jika kau melakukannya dengan senang hati, aku pun semakin percaya kalau pekerjaan bangunan adalah pilihan hatiku. Semntara pekrjaan menjahit adalah pilihan orang tuaku

Setiap malam aku merasa gelisah semakin hari aku merasa pertenatangan anatara keingin diriku dengan keinginan orangtuaku bertolak belakang. Aku takut jika keinginan ini justru membuat orang tuaku sakit hati, tetapi jika aku mengikuti keinginan mereka yang sakit adalah diriku sendiri. Ada bagian diriku yang menuntut untuk menjadi dirinya sendiri tapi di bagian lain aku takut menyakiti kedua orang tuaku

Akhirnya aku putuskan menjadi diriku sendiri. Dengan sangat berhati-hati aku mengungkapkan keinginanku. Aku ingin tamat SmA melanjutkan kuliah di jurusan Arsitek aku ingin membuat desain bangunan yang megah bukan desain baju. Ibuku sangat terkejut menanggapi sesuatu yang di luar dugaan. Tapi akhirnya dia sadar ternyata selama ini dia terlalu memaksakan dirinya, dia bersyukur memiliki anak lelaki yang berbakti kepadanya. Dialah lelaki sejati yang mau mengorbankan dirinya karena takut orang yang dicintainya akan bersedih

 Denpasar, 8 september 2013

Postingan Populer