CERPEN -DALANG KORSLET
Dalang Korslet
Menjadi dalang adalah
cita-cita Wahyu Suciono semenjak kecil. Dia suka menggambar wayang, di dalam
kelas sering membuat mainan wayang dari buku gambarnya. Baju yang sering
dipakainya adalah baju bergambar wayang yang dibeli waktu liburan di Bali.
Tamat SMA dia melanjutkan kuliah di ISI jurusan Tata Boga ups jurusan Seni
Pertunjukan.
Pucuk
dicinta ulam pun tiba hari ini dia berkesempatan memainkan
pergelaran wayang sebagai tugas akhirnya. Wahyu sangat bersemangat inilah
momennya menunjukkan bakat dalangnya. Ia percaya suatu saat akan menjadi dalang
yang terkenal minimal dalang kerusuhan.
Beberapa menit sebelum pentas dia merasakan ketegangan yang sama seperti yang dirasakan Tukul Arwana pertama kali masuk tv. Rasa tegang yang berlebih membuat perutnya mules-mules, sudah 10 kali dia bolak-balik kamar mandi. Ketika sedang memperbaiki blankonnya saat-saat yang ditunggu pun tiba. Dia bergegas ke panggung, tanpa disadari kakinya menginjak kabel yang terkelupas. Tubuhnya gemetar karena kesetrum beruntung dia bisa melanjutkan langkah memulai pergelaran.
****
Selamat Malam. Hadirin
yang terhormat saya Wahyu Suciono dengan bangga mempersembahkan pergelaran
wayang dengan lakon "Arjuna
Tapa"
Diceritakan
alam dewa mengalami kegoncangan yang dasyat ini disebabkan karena ulah raksasa
Niwata Kawaca yang sering bikin onar di bumi dan di alam para dewa. Manusia
merasakan ketakutan para dewa pun gentar dengan ancaman Niwata Kawaca. Untuk mengatasi
permaslahan para dewa sepakat mengdakan sidang di surga.
Sidang
dewan berlangsung alot sealot daging lembu dicampur semen. Setelah adu argumen
dari masing-masing fraksi Akhirnya Dewa Siwa sebagai pimpinan sidang memutuskan
meminta bantuan kepada Arjuna untuk mengalahkan Niwatakawaca. Nama Arjuna
muncul mengalahkan nama-nama beken superhero di muka bumi seperti Superman,
Batman, Thor, Ironman hingga Wiro Sableng dan Si Buta dari Gua Hantu.
Dari ketinggian 500
kaki di gunung Indrakila, terlihat sosok manusia. Yang duduk bersila, bukan
hendak arisan tapi sedang bertapa memohon kekuatan. Dialah tokoh utama dari
cerita ini, tiada lain dan tiada bukan Arjuna
Baru dua jam
bertapa Arjuna sudah dilanda rasa sakit yang sangat, kakinya kesemutan, lehernya
pegel, sementara pinggangnya berasa kaku. Belum lagi masuk angin yang menyerang
karena udara di sekitar gunung dingin beud. Beruntung di tasnya sudah ada
persediaan obat minyak angin dan koyo cabe.
Para dewa pun
menguji keteguhan hati Arjuna. Dikirimnya tujuh bidadari yang cantiknya tiada
ketulungan Demi Tuhaaan! Tentunya
sudah ditimbang bibit, bebet, bobotnya supaya bisa menggoda iman Arjuna. Salah
satu bidadari bernama dewi Supraba yang wajahnya ayu seayu Elly Sugigi. Tujuh
bidadari ini merayu Arjuna, menggelitiki ketiak dan telapak kakinya. Mencabuti
bulu kakinya. Membisiki kata-kata mesra di telinganya "Aku belum cebok lho pagi tadi" Namun
tak sedikitpun Arjuna bangkit menyudahi tapanya.
Akhirnya Arjuna
melewati semua ujian. Dewa Siwa pun sempat menitikkan air matanya karena
terharu. Dengan keberhasilannya dewa Siwa memberikan Arjuna senjata sakti Panah Pasopati juga voucher menginap 3
hari di surga. Sebelum itu dia harus mengalahkan Niwata Kawaca.
Langit mendung,
petir menggelegar, angin puting beliung, hujan turun rintik-rintik. Menandakan
bahwa perang sudah dimulai. Baik Arjuna dan Niwatakawaca mengeluarkan segenap
kemampuaannya untuk saling mengalahkan. Para Dewa yang menonton bersorak ketika
Arjuna berhasil memukul kepala Niwata Kawaca. Para Raksasa pun bersorak ketika
Niwata Kawaca berhasil menendang bokong Arjuna. Kedudukan seri sehingga memaksa
wasit memutuskan perpanjangan waktu. Suasana semakin tegang, semua penonton
berteriak mendukung jagoannya.
Niwata Kawaca
memegang perutnya. Para Dewa bersorak sorai "Mulai lapaar, mulai lapaaar,
mulai lapaaar"
Hal itu sangat
mengganggu konsenterasi Niwata Kawaca. Tidak menyia-nyiakan kesempatan Arjuna
menarik busur panahnya. Mengarahkannya tepat di tenggorokannya. Niwatakawaca
pun tersungkur, sebuah panah menancap tepat di tenggorokannya. Arjuna
membuktikan janjinya mengalahkan Niwata Kawaca dan mengembalikan kedamaian di
Surga dan di bumi.
Wahyu
menutup pergelaran wayangnya tak bersemangat, sayang sungguh sayang penonton
sepi. Karena kesetrum otaknya korslet. Semua cerita mengalir dari mulutnya
tanpa sadar.
Denpasar, 7 Agustus 2013