Kisah Keping Darah Yang Pemberani

 

Tubuh manusia adalah anugerah yang harus kita syukuri. Tubuh sempurna ini bisa menjalankan tugasnya jika kita merawat dan menjaganya dengan baik. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan jika tubuh kita sehat. Kita bisa berjalan, belajar, bermain bersama keluarga. Untuk itu kita harus rajin merawat dan menjaga tubuh ini. Rajin berolahraga dan makan makanan bergizi. Di dalam tubuh terdiri dari berbagai organ yang penting. Ada paru-paru yang membantu kita bernafas. Ada jantung yang memompa darah. Ada hati yang menawar racun. Masih banyak lagi organ penting di tubuh kita. Mereka saling berkaitan, saling bekerja sama seperti ikatan keluarga.

Salah satu organ yang tidak kalah pentingnya adalah darah. Mereka mengalir sepanjang waktu tiada henti. Mereka juga memiliki keluarga, kita menyebutnya Keluarga Darah. Darah dilahirkan dari Sumsum Tulang Belakang yang membentang di punggung kita. Sel darah ini terdiri dari 3 saudara. Mereka adalah Sel Darah Merah yang berwarna merah. Sel Darah Putih yang berwarna putih dan Keping Darah yang paling kecil berwarna bening.

Suatu hari sel-sel darah ini bermain bersama di dekat Sumsum Tulang Belakang. Hari masih pagi udarapun terasa segar. Mereka senang berkejar-kejaran, Keping Darah berlari diikuti oleh Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih. Ibu mereka, Sumsum Tulang Belakang senantiasa menjaga dengan cermat. Sel Darah Merah adalah sel yang ceria. Badannya bulat cekung dan berwarna merah. Dia senang menggoda Keping Darah. Berbeda dengan Sel Darah Putih, dia lebih pendiam dan bertanggung jawab. Dia senang mengajak Keping Darah belajar.

"Ibu, saya ingin menjadi seperti Sel Darah Merah." Keping Darah mendekati ibunya.

"Wah, wah kamu pasti ingin sekuat saya." Sel Darah Merah bangga.

"Iya, saya ingin membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh tubuh."

"Kenapa kamu tidak ingin seperti kakak?" Sel Darah Putih membalas.

"Saya juga ingin seperti kakak. Bisa melawan bakteri dan virus."

"Kita semua punya tugas masing-masing. Karenanya kamu harus rajin membaca, supaya tahu tugas kamu." saran Sel Darah Putih.

"Benar kata kakakmu. Kita semua istimewa karena memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ayo baca bukunya!" Ibu mendukung Sel Darah Putih.

"Bagaimana kalau kita bertanya pada paman Jantung? Dia yang paling tahu tentang darah. Setiap hari dia memompa dan membagi tugas kita." Saran Sel Darah Merah.

"Wah, setuju. Lebih baik bertanya langsung." Kata Keping Darah.

"Baiklah, kakak ikut." Sel Darah Putih menimpali.

Setelah memohon ijin kepada ibunya. Ketiga saudara itupun pergi menuju Paman Jantung. Mereka harus melewati pembuluh darah Vena.

Paman jantung sedang sibuk memompa darah. Badannya mengembang dan mengempis seperti balon udara.

"Paman Jantung. Maaf kami mengganggu. Kami ada pertanyaan yang ingin kami sampaikan." Sel Darah Merah meminta ijin.

"Hoho, ada pertanyaan apa?"

"Paman, saya Keping Darah. Saya sedih tidak bisa membantu kakak. Saya tidak tahu tugas saya.”

"Jangan sedih. Kebetulan Paman perlu bantuanmu. Paman kelelahan memompa darah. Si Kaki sedang terluka."

"Wah, apa yang bisa saya lakukan? Senang sekali jika saya bisa membantu"

"Tadi pagi Si Kaki berlari terburu-buru. Kaki jatuh karena tersandung batu. Pergilah kesana, hentikan pendarahannya!”

"Bagaimana saya bisa melakukannya paman?"

"Kamu bisa membekukan darah dan menutup luka."

"Ayo, kita bergegas membantu Kaki!" Sel Darah Merah mengajak saudaranya.

Setelah berpamitan, Keping Darah beserta saudaranya menuju Kaki. Perjalanan ke sana melewati pembuluh darah arteri yang panjang. Dalam perjalanan mereka banyak melihat darah yang berlari ketakutan.

Sesampai disana terdengar Kaki berteriak kesakitan. Ada luka yang melebar karena terbentur batu. Banyak darah yang mengalir keluar dari luka itu. Luka itu seperti pintu yang membuat bakteri dan virus mudah masuk dan membuat kekacauan. Sel Darah Putih kewalahan menghadapi bakteri dan virus tersebut.

Keping Darah sudah tahu kegunaannya, dengan berani maju mendekati luka. Dia memanggil teman-temannya untuk membagi tugas. Tugas dibagi menjadi dua ada yang bergerak menuju Darah Merah untuk membantu pembekuan darah. Darah yang mengental dan membeku akan sulit mengalir keluar tubuh. Keping Darah yang lain bertugas membuat benang-benang halus yang dapat menutupi luka. Benang-benang ini mencegah masuknya bakteri dan virus. Luka yang tertutup membuat tugas Sel Darah Putih menjadi lebih mudah. Sel Darah Putih pun berhasil mengalahkan bakteri dan virus.

Keping Darah menjalankan tugasnya dengan baik. Darah berhasil dibekukan sehingga berhenti mengalir, luka berhasil ditutup. Tinggal menunggu waktu luka akan sembuh. Keadaan mulai membaik, Kaki pun berhenti menangis. Dia berterimakasih kepada Keping Darah. Semua organ seperti jantung, paru-paru, hati dan lainnya memuji kehebatan Keping Darah.

 

Postingan Populer