Penerapan Dasa Yama Bratha: Satya (Setia dan Taat) dalam Kehidupan Sehari-hari sebagai Umat Beragama


Penerapan Dasa Yama Bratha: Satya (Setia dan Taat) dalam Kehidupan Sehari-hari sebagai Umat Beragama

Oleh

Ni Wayan Ariantining

Sebagai umat beragama di mana memiliki etika dan norma yang tertata dalam Kitab Weda sebagai umat beragama Hindu, tentu sudah menjadi kewajiban kita untuk taat dan selalu berada dalam ajaran-Nya. Setiap individu yang hidup berdampingan dengan yang lainnya hendaknya selalu berupaya untuk tidak hanya mementingkan diri sendiri dan selalu bersikap lemah lembut, apa adanya, serta senantiasa saling menghormati antarsesama. Salah satu ajaran agama hindu yang patut kita ketahui dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai umat beragama adalah ajaran Dasa Yama Bratha.

Ajaran Dasa Yama Bratha merupakan suatu ajaran tata susila atau ajaran etika yang berfungsi untuk membina dan menempa watak pribadi maupun budi pekerti yang luhur bagi setiap umat manusia. Kata Dasa Yama Bratha berasal dari Bahasa Sanskerta yakni dari Kata Dasa, Yama, dan Bratha. Dasa berarti sepuluh, Yama berarti pengendalian, dan Bratha memiliki arti sebagai Wrata yaitu keinginan atau kemauan. Jadi Dasa Yama Bratha merupakan sepuluh macam pengendalian diri tingkat dasar untuk mencapai kesempurnaan hidup. Adapun bagian-bagian dari Dasa Yama Bratha adalah: Anrasangsya yaitu tidak mementingkan diri sendiri. Ksama yaitu tahan akan panas dan dingin. Satya yaitu setia dan taat. Ahimsa yaitu tidak membunuh atau menyakiti. Dama yaitu pandai menasehati diri. Arjawa yaitu tulus hati, berterus terang. Priti yaitu welas asih. Prasadha yaitu kejernihan hati. Madurya yaitu berkata manis. Dan, Mardawa yaitu kelembutan hati.

Salah satu dari penerapan ajaran Dasa Yama Bratha adalah Satya di mana setia dan taat. Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang patut diambil menuju kebenaran, yang di dalam prakteknya meliputi kata – kata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berdampingan dengan yang lainya, mengharuskan manusia sebagai umat beragama hendaknya selalu bersikap dan berbudi pekerti sesuai ajaran agama. Dalam ajaran Satya yang merupakan bagian dari Dasa Yama Bratha erat kaitannya dalam kehidupan, melalui hubungan timbal balik antar sesama tentu timbul kegiatan manusia sebagai hasil dari proses interaksi dan hubungan dari manusia itu sendiri. Sebagai contoh, Wahyu merupakan seorang calon ketua OSIS disekolahnya, pada saat kampanye pemilihan calon ketua OSIS ia mengungkapkan Visi dan Misinya dihadapkan siswa dan para dewan guru disekolahnya jika ia nanti terpilih menjadi ketua OSIS. Dan jika nanti Wahyu terpilih menjadi ketua OSIS maka wajib untuk ia menuntaskan segala perkataan yang telah ia lontarkan dalam kampanye pemilihan ketua OSIS tersebut. Jika dalam hal ini ia tidak menepati Visi dan Misi nya, dan hanya diperbesarkan ketika kampanye, berarti Wahyu telah melanggar salah satu ajaran agama hindu yang di mana mengajarkan untuk setia terhadap janji, sungguh-sungguh, patuh serta taat.

Kesetiaan dalam agama Hindu merupakan sebuah ajaran yang wajib kita amalkan. Kesetiaan dalam hidup merupakan hal yang sangat penting karena dengan kesetiaan kita bisa memperoleh sebuah kepercayaan dari orang lain. Kesetiaan dalam agama Hindu dikelompokkan menjadi lima jenis yang sering disebut dengan Panca Satya. Panca Satya terdiri dari dua kata yaitu Panca dan Satya. Panca artinya lima dan Satya artinya setia, jujur dan tanggung jawab yang dalam sad acara disebutkan sebagai suatu kebenaran yang akan membawa manusia pada ketenangan. 

Adapun bagian dari Panca Satya itu yang terdiri dari: 

  1. Satya hredaya yaitu setia terhadap kebenaran dan kejujuran kata hati, berpendirian teguh, dan tidak terombang-ambing. Terkadang manusia sering mengabaikan bisikan hati yang paling dalam. Ingatlah kata hati adalah penuntun, jadi mulai lah setia terhadap kata hati sendiri, niscaya penyesalan akan berkurang jika setiap orang menjalankan sesuatu sesuai dengan kata hatinya sendiri, 
  2. Satya wacana yaitu setia, jujur dan benar dalam berkata-kata. Tidak mengucapkan kata-kata yang tidak sopan. Benar dalam bertutur kata, jujur serta dapat dipercaya terhadap apa yang kita katakan, karena cenderung orang yang berkata tidak jujur serta melebih-lebihkan dirinya tidak mudah mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
  3. Satya semaya yaitu setia, jujur, dan bertanggung jawab terhadap janji yang telah diucapkan. Satya Semaya mengajarkan kita untuk selalu menepati apa yang telah kita ucapkan, seperti contoh yang telah dipaparkan di mana seseorang harus menepati apa yang diucapkan terlebih jika dalam pemilihan seorang pemimpin. Maka dari itu mulai saat ini, belajarlah untuk setia dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah diucapkan.
  4. Satya mitra yaitu setia dan jujur kepada teman dalam segala hal. Teman adalah bagian penting dalam hidup. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan teman untuk berbagi segala suka, duka dan keluh kesah. Jadi setiap orang perlu setia terhadap temannya, karena manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain, terutama seorang teman.
  5. Satya laksana yaitu sikap setia dan jujur mengakui serta mempertanggungjawabkan kebenaran dari segala perbuatan yang telah dilakukan. Sebagai manusia, harus setia dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah diperbuat. Berani berbuat, maka harus berani bertanggung jawab.

Kesetiaan sangatlah berarti dalam kehidupan. Dengan adanya rasa kesetiaan akan mampu mewujudkan kehidupan sosial yang sejahtera. Untuk itu perlu ditanamkan kesadaran untuk melaksanakan ajaran satya dengan sebaik-baiknya, sebagaimana dinyatakan dalam kitab Upanisad. 

Satyam vada, dharmam cara

Svadhyayam ma pramadah

(Taittriya Upanisad I.11.1)

Terjemahan:

Berbicaralah selalu benar/tepat janji, berbuatlah kebajikan (dharma) tekunlah belajar Svadhyaya dan memuja-Nya dan jangan lalai.

Setia terhadap apa yang kita lakukan serta ucapkan niscaya akan mendapatkan kepercayaan yang besar dari orang lain. Pada zaman sekarang di mana dengan pesatnya kemajuan teknologi membuat kehidupan manusia terus berkembang begitupun mengenai etika, moral dan tingkah laku manusia sebagai makhluk sosial, dengan kemajuan teknologi serta perkembangan zaman ini banyak moral serta norma-norma yang sudah ada sajak dulu semakin memudar bahkan hilang, sulitnya mendapatkan kepercayaan serta sulitnya percaya terhadap orang lain. Maka dari itu sebagai umat yang taat terhadap ajaran agama sudah sepatutnya untuk terus menerapkan ajaran agama begitupun dengan kemajuan teknologi saat ini. Karena sesungguhnya apa yang kita lakukan, apa yang kita ucapkan merupakan cerminan diri kita sendiri.

Postingan Populer