Yadnya dalam Ramayana

Om Swastyastu

Selamat pagi, semoga semua dalam keadaan sehat. Kita bertemu kembali dalam pembelajaran agama. Kali ini kita belajar tentang kitab Ramayana? Ada yang tahu siapa penulis kitab Ramayana? Ya, benar Rsi Walmiki. Sebelum menjadi Rsi beliau seorang perampok lho. Mungkin ada yang sudah tahu. Untuk lebih jelasnya kalian bias baca ringkasan materi berikut.

Ini baru materi dari referensinya Mr, masih belum sempurna. Untuk itu kalian sempurnakan dengan membaca sumber lain. Yo, semangat!!

Yadnya Dalam Ramayana

sumber: pewayanganbali.blogspot.com


A. Penyusun Ramayana

Ramayana merupakan salah satu Itihasa yang sangat terkenal di seluruh dunia, selain Mahabharata. Kedua epos besar ini disebut juga Arsakavya yang berarti syair yang sangat indah dan menyenangkan yang ditulis oleh para Rsi. Dalam kitab Ramayanacterkadung nilai-nilai keagamaan, kepemipinan, filsafat dan atau etika sosial. Komponen-komponen itu dijalin dengan harmonis, kemudian disampaikan dengan cara tertentu yang sangat menarik. Sehingga Ramayana tetap dikenal hingga sekarang.

Kitab Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Sebelum menjadi Rsi dia adalah seorang perampok yang bernama Ratnakara. Kisah hidupnya berubah ketika bertemu Rsi Narada, yang pada awalnya ingin beliau rampok. Namun dengan mendengar nama Rama. Ratnakara merasa terketuk hatinya, dia menyadari kesalahannya. Kemudian dia menyerahkan diri kepada Rsi Narada untuk belajar tentang Weda. Setelah belajar weda Ratnakara didwijati menjadi Rsi Walmiki.

Rsi Walmiki terinspirasi menulis cerita Ramayana setalh bertemu Sita yang ketika itu dalam keadaan hamil dan mengalami pembuangan ke hutan. Dewa Brahma dianugrahi kekuatan spiritual yang hébat untuk dapat melihat dan mengetahui dengan jelas seluruh peristiwa dan kehidupan Sri Rama Dengan kemampuan yang diberikan oleh Dewa Brahma ia kemudian menyusun syair yang berjumlah 24.000 sloka, syair-syair tersebut diajarkan kepada Kusa dan Lawa, yang memenangkan sayembara/lomba baca syair (utsawa dharrna gita), kisah perjalanan hidup Sang Rama itulah kemudian dikenal sebagai Itihasa Ramayana.

 

B. Ikhtisar Ringkas Ramayana

Kata Ramayana berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata Rāma dan Ayana. Rama artinya sang Rama dan Ayana artinya perjalanan suci. Jadi kata Ramayana berarti Perjalanan suci Rama. Dalam keyakinan agama Hindu Rama merupakan salah satu awatara Wisnu yang turun untuk menegakkan dharma.

Kitab Ramayana yang terdiri dari 24.000 stanza (sloka) terbagi atas 7 jilid yang disebut Sapta Kanda. Adapun Sapta Kanda terdiri atas: Bala Kanda, Ayodhya Kanda, Aranyaka Kanda, Kiskhinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Uttara Kanda.

1) Balakanda 

Balakanda adalah kanda awal dari Sapta Kanda. Menceritakan tentang silsilah awal kerajaan Ayodhya. Prabhu Dasaratha raja kerajaan Ayodhya memiliki 3 permaisuri. Dalam rangkaian upacara memohon anak akhirnya ketiga permaisuri diberkahi anak. Adapun permaisuri itu adalah Dewi Kausalya berputra Rama sebagai anak sulung. Dewi Kekeyi berputra Bharata dan Dewi Sumitra berputra Laksmana dan Satrughna.

Keempat putra ini tumbuh menjadi ksatria yang gagah berani. Ketika itu datanglah rsi Wiswamitra meminta bantuan kepada raja Dasaratha. Pasraman rsi Wiswamitra sering diganggu oleh raksasa, seringkali upacara yang dilaksanakan terganggu oleh ulah raksasa. Dasaratha awalnya berat melepas Rama untuk membantu rsi Wiswamitra.

Rama dengan diiringi Laksmana pergi ke hutan membantu Rsi Wiswamitra mengusir para raksasa. Akhirnya berkat bantuan Rama dan Laksmana pertapaan rsi Wiswamitra menjadi aman. Atas jasa baiknya ini. Rsi Wiswamitra menyarankan Rama dan Laksmana mengikuti Sayembara. Sayembara ini diadakan di negeri Mithila yang dipimpin oleh raja Janaka. Siapapun yang bisa mengangkat busur siwa maka akan dinikahkan dengan Sita.

Rama akhirnya memenangkan sayembara. Rama dan Sita pun menikah dengan raja Dasaratha ikut menjadi saksi. Ketika perjalanan menuju Ayodhya. Rama dihadang oleh Parasu Rama. Mereka pun berduel, yaitu dengan meregangkan busur. Rama berhasil meregangkan busur. Parasu Rama pun mengaku kalah.

2) Ayodhyakanda

Ketika akan ada penyerahan tahta Ayodhya, dimana Dasaratha hendak menyerahkannya kepada Rama karena merupakan anak tertua Datanglah kaikayi yang mengingatkan Dasaratha, bahwa ia masih berhak mengajukan dua permintaan yang mesti dikabulkan oleh raja. Pertama kaikayi meminta bukan Rama yang diangkat menjadi raja melainkan anaknya yaitu Bharata. Permintaan kedua supaya Rama dibuang kehutan selama 14 tahun. Permentiaan itu adalah permintaan yang sangat berat bagi Dasaratha. Hal itu membuatnya terbebani hingga jatuh sakit.

Atas wujud bhakti kepada orang tuanya, Rama memenuhi permintaan Dasaratha. Ia pergi ke hutan ditemani Sita dan Laksmana. Ayodhya dipimpin oleh Bharata, walau Bharata sendiri tidak bersedia menjadi raja. Ia pun pergi ke hutan mencari Rama dan membujuknya untuk kembali ke Ayodhya. Rama tetap dengan pendiriannya. Bharata akhir kembali ke Ayodhya dengan membawa terompah Rama sebagai symbol Rama yang memerintah Ayodhya.

3) Aranyakanda

Rama melanjutkan perjalanannya menuju hutan Dandaka, dan menetap di pertapaan sutiksna. Rama mengalami kehidupan sebagai pertapa sambil melindungi para pertapa yang lainnya. Kemudian datanglah raksasi Surpanaka yang tergoda kepada Rama. Rama menyuruh Surpanaka mencari Laksmana. Laksmana merasa terganggu oleh Surpanaka. Diapun memotong hidung Surpanaka.

Hal itu diadukan oleh Surpanaka sebagai tindakan pelecehan. Rahwana mendengar cerita adiknya kemudian marah. Rahwana pun mendatangi pertapaan Rama guna menuntut balas. Rahwana justru bertemu Sita yang membuatnya jatuh hati. Rahwanapun menyusun siasat untuk mendapatkan Sita. Marica diutus untuk menjelma menjadi kijang dan menggoda Sita. Sita menyuruh Rama mencari kijang itu. Ketika laksmana ikut menyusul Rama karena lama tidak pulang. Sita akhirnya bisa diculik dan dilarikan ke Alengka..

4) Kiskindhakanda

Dalam pencarian Sita menyusuri hutan. Rama dan Laksmana bertemu dengan Sugriwa yang tahta kerajaannya sedang direbut.Rama dan Sugriwa kemudian membuat kesepakatan. Rama membantu Sugriwa merebut kembali tahta. Dan Sugriwa membantu Rama menemukan Sita. Setelah mengalahkan Subali dengan bantuan Rama, Sugriwa mendapatkan tahta Kiskinda kembali. Sugriwa mengerahkan seluruh pasukannya untuk mencari Sita. Termasuk Hanuman, kera putih yang terbang ke selatan mencari Sita.

5) Sundarakanda

Atas petunjuk Anggada yang mendapat informasi dari Sampati, Sita diketahui dibawa oleh Rahwana menuju Alengka. Karena letak Alengka diseberang lautan. Hanoman diutus untuk menyeberangi lautan, dengan kesaktiannya Hanoman berhasil menuju Alengka.

Di Alengka Rahwana selalu gagal membujuk Sita untuk menjadi istrinya. Sita mendapat perlindungan dari Tri Jata, anak Wibhisana, raksasa yang baik.

Hanoman berhasil menemui Sita dan menyampaikan pesan bahwa Rama akan datang menjemput. Ketika itu Hanoman berhasil ditangkap pasukan Alengka. Rahwana membakar ekor Hanoman. Seketika itu hanoman meloncat ke Alengka. Terbakarlah alengka.

6) Yuddhakanda

Yudha Kanda menceritakan peperangan antara Rama dan Rahwana. Wibhisana memutuskan untuk memihak Rama membantunya untuk memenangkan peperangan. Dalam peperangan satu persatu panglima Alengka berguguran dari Indrajit, Kumbakarna. Sampai akhirnya Rahwana turun sendiri ke medan perang. Akhirnya Rama berhasil mengalahkan Rahwana. Kerajaan Alengka diserahkan kepada Wibhisana. Sebelumnya Wibhisana mendapat wejangan Asta Bratha.

Sita pun kembali dibawa ke Ayodhya. Rama memerintah Ayodhya

7) Uttarakanda

Setelah beberapa tahun memerintah, rakyat mulai meragukan kesucian Sita. Desas-desus itu pun sampai ke kerajaan. Rama sebagai raja yang mendengarkan suara rakyat memutuskan untuk mengusir Sita ke hutan. Padahal ketika itu Sita masih mengandung.

Dalam masa pembuangan Sita bertemu dengan Walmiki. Walmiki mendengar semua cerita Sita. Rsi Walmiki menampung Sita dan merawat anaknya yaitu Kusa dan Lawa. Kusa dan Lawa diajarkan menyanyi melantunkan kisah Rama. Ketika lagu sampai ke istana, Rama pun menyadari kebenaran. Akhirnya memerintahkan Kusa-Lawa mengajak Sita kembali ke istana.

C. Amanat dalam Ramayana

Dalam cerita Ramayana terkandung nilai ajaran yang luhur yang bisa kita jadikan pedoman dalam kehidupan sekarang. Adapun nilai luhur itu adalah sebagai berikut:

a. Ajaran Kepemimpinan

Dalam kitab Ramayana, Sri Rama mengajarkan kepada Gunawan Vibhisana tentang kepemimpinan yang disebut dengan nama Asta Brata. Asta Brata adalah delapan landasan mental atau moral bagi seorang pemimpin. Bagian-bagian Asta Brata tersebut adalah sebagai berikut:

1. Indra Brata, artinya seorang pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Indra, yaitu sebagai dewa hujan.

2. Yama Brata, artinya pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Yama, yaitu menciptakan hukum, menegakan hukum, dan memberikan hukuman secara adil kepada setiap orang yang bersalah.

3. Surya Brata, artinya seorang pemimpin hendaknya memberikanpenerangan secara adil dan merata kepada masyarakatnya dan selalu berhati-hati menyerap air.

4. Candra Brata, artinya seorang pemimpin hendaknya selalu dapat menunjukan wajah yang tenang dan berseri-seri sehingga masyarakat yakni akan kebesaran jiwa dari pemimpinannya.

5. Bayu Brata, artinya seorang pemimpin hendaknya selalu mengetahui dan menyelidiki keadaan yang sebenarnya,terutama keadaan masyarakat yang hidupnya paling menderita.

6. Danadha Brata artinya seorang pemimpin harus bijaksana dalam mempergunakan dana atau uang.

7. Baruna Brata, artinya seorang pemimpin hendaknya dapat membeRsihka segala bentuk penyakit masyarakat dan memiliki pengetahuan yang luas.

8. Agni Brata, artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat kesatria yang disertai dengan semangat yang tinggi.

Demikian sedikit tentang Ramayana. Semoga bermanfaat

*** Semangat Belajar dari Rumah***


Postingan Populer