Patroli Sandal

 Patroli Sandal

Oleh: I Nyoman Sutarjana

Fajar membuka gawainya sambil melihat anak-anak bermain. Lapangan upacara masih terasa sejuk walau di siang hari. Ini adalah hari pertama Fajar bersekolah di SD Pegayaman. Ayah Fajar pindah tempat tugas. Fajar belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan desa.

Gede Pratama memanggil Fajar mengajaknya ikut bermain. Gede Pratama sedang bermain Megoak-goakan. Megoak-goakan adalah permainan kesukaan anak-anak Pegayaman. Permaianan ini merupakan permainan khas kabupaten Buleleng. Fajar ikut bermain tetapi belum mengerti dengan permaiannya.

Gede Pratama berperan menjadi burung gagak atau goak. Fajar berbaris bersama teman-teman menjadi telur. Burung gagak akan menangkap salah seorang temannya. Jika berhasil maka burung gagak yang menang. Jika gagal maka telur yang menang.

Fajar tidak lama menikmati permainan megoak-goakan. Apalagi ketika Wayan Yusuf sampai lepas sepatunya. Semua orang tertawa melihat Yusuf membawa sepatu yang terpisah dari haknya.

Tidak disangka Fajar lupa dengan gawainya. Fajar berkenalan dengan Wayan Yusuf dan Gede Pratama mereka adalah warga asli desa Pegayaman. Anak-anak desa Pegayaman biasa bermain tanpa gawai. Mereka memiliki berbagai permaianan dengan benda-benda di sekitar mereka.

Desa Pegayaman terletak di kecamatan Sukasada kabupaten Buleleng, Bali. Desa ini terkenal karena warga desanya memeluk agama yang berbeda. Wayan Yusuf beragama Islam, Gede Pratama beragama Hindu. Walaupun berbeda namun warganya selalu rukun menjalankan ibadah masing-masing.

Setelah puasa Fajar ikut ayahnya shalat tarawih di masjid. Dia kaget melihat warga duduk berbuka bersama mereka menyebutnya Megibung. Megibung adalah tradisi buka bersama masyarakat Pegayaman. Warga menggelar makanan di emperan masjid. Warga duduk bersama menikmati makanan. Setelah megibung warga melakukan shalat Tarawih.

Setelah shalawat tarawih, Fajar melihat salah satu warga yang kebingungan. Dia mengaku kehilangan sandalnya. Fajar ikut mencari namun tidak ketemu. Ini pertama kali warga kehilangan sandal. Ayah Fajar membonceng warga yang tidak memakai sandal, mengantarnya pulang.

Ketika sekolah, Fajar melihat Wayan Yusuf memakai sandal yang kebesaran. Wayan Yusuf meminta ijin kepada guru karena sepatunya rusak.

Fajar bercerita kepada Gede Pratama tentang kehilangan sandal di masjid. Wayan Yusuf berkata sebelumnya belum pernah ada warga yang kehilangan sandal.

Gede Pratama memiliki ide untuk membuat tim patrol sandal di masjid. Gede Pratama dan temannya yang beragama Hindu akan mengawasi sandal warga yang beribadah.

Fajar dan Gede Pratama datang bersama, mereka ikut megibung. Setelah itu Fajar meninggalkan Gede Pratama untuk shalat tarawih.

Gede Pratama bersama temannya merapikan sandal warga. Mungkin kemarin ada sandal warga yang tertukar.

Wayan Yusuf datang terburu-buru, dia baru datang dari warung untuk membeli spidol. Gede Menulis angka di bawah sandal dengan spidol.

Gede Pratama mengawasi sandal warga sembari duduk di pos satpam. Setelah itu Gede Pratama pulang karena hujan deras.

Besoknya Fajar bercerita salah satu anak warga kembali kehilangan sandal. Wayan Yusuf mendahului pulang.

Wayan Yusuf hari ini tidak masuk sekolah karena kakaknya sakit. Fajar dan Gede Saputra menaruh curiga kepada Wayan Yusuf.

Gede Saputra dan Fajar sepakat pergi ke rumahnya Wayan Yusuf. Mereka melihat banyak barang-barang bekas. Keluarga Wayan Yusuf bekerja mengumpulkan barang bekas.

Wayan Yusuf berkata kaki kakaknya terkena paku karena mengambil sandal di sungai.

Gede Saputra mengambil sandal itu, ketika dilihat bagian bawahnya ternyata tanda yang dibuat masih terlihat.

Sandal warga ketemu, tapi Fajar masih penasaran siapa yang membuang sandal itu ke sungai.

Gede Saputra dan Fajar meminta maaf kepada Wayan Yusuf karena telah berprasangka buruk kepadanya.

Wayan Yusuf memeluk teman-temannya. Patroli sandal akan dilanjutkan lagi untuk mengetahui siapa pelaku pembuang sandal ke sungai.

Patroli sandal kembali dilakukan. Gede Saputra menandai sandal warga. Setelah selesai Gede Saputra bersembunyi. Gede Saputra duduk di bawah pos satpam sambil mengintip di balik lubang.

Terdengarlah suara gaduh di dapur masjid seperti suara benda jatuh. Tidak lama terlihat bayangan yang mendekat. Gede Saputra kaget melihat kucing yang menggondol ikan. Tidak lama datang lagi melompat kucing laiinya. Kucing itulah yang menyenggol sandal warga hingga jatuh ke selokan.

Gede Pratama bergegas bangkit, mengusir kucing-kucing itu. Ketika melihat selokan di samping masjid, sandal-sandal warga banyak di sana. Kemarin hujan deras, sandal yang ada di selokan terbawa air hujan hingga ke sungai. Terjawablah misteri hilangnya sandal warga

Fajar menyampaikan kepada warga perihal patroli sandal. Warga pun sepakat membentuk tim penjaga sandal.

Warga berterimakasih kepada Fajar, Gede Pratama, dan Wayan Yusuf. Mereka diundang untuk magibung. Gede Pratama menyanggupi dengan senang hati.

Besoknya Gede Pratama megibung bersama warga. Fajar memberikan kejutan kepada Wayan Yusuf. Wayan Yusuf membuka bungkusan itu, isinya sepatu baru.

Wayan Yusuf memeluk teman baiknya.



Postingan Populer