Batal

Batal

Oleh I Nyoman Sutarjana

 


Ratih memeluk celengan ayamnya dengan erat. Ayahnya bercerita bahwa ayam adalah binatang yang sangat rajin. Ratih dinasihati supaya bisa meniru sifat ayam yang rajin. Ratih rajin memasukkan sisa uang sakunya ke celengan ayamnya. Uang itu akan dia gunakan untuk merayakan ulang tahunnya.

Pandemi Corona membuat Ratih harus belajar di rumah. Orang-orang tidak diperbolehkan keluar rumah. Perayaan ulang tahun Ratih terancam batal karena tidak bisa mengundang teman-temannya.

Ratih tinggal di rumah bersama kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya sudah tidak bekerja lagi karena dipecat. Ayah lalu bekerja mengolah sawah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Sawah itu ditanami padi dan sayur-sayuran. Ayah juga memelihara dua ekor sapi. Setiap sore ibu memetik sayur dan menjualnya ke tetangga. Ratih kasihan melihat perjuangan kedua orang tuanya.

Ratih ingin membatalkan perayaan ulang tahunnya. Celengan ayamnya akan dibuka, tabungannya akan diserahkan kepada ibu.

Selama pandemi Ratih belajar bersama ibunya. Ratih bangga memiliki ibu yang pintar dan rajin. Ibu mengajar sambil memasak dan menyelenggarakan upacara. Setiap sore Ratih diajak ibu ke sawah. Ratih turut membantu ayah memberi makan sapi-sapinya.

Ratih pernah diajak merayakan hari Tumpek Wariga di sawah. Tumpek Wariga disebut juga dengan otonan atau hari ulang tahun tumbuh-tumbuhan. Ratih kaget tumbuh-tumbuhan memiliki hari ulang tahun seperti dirinya.

Ibu berkata otonan Ratih sudah dekat. Empat hari setelah Tumpek Wariga adalah otonan yaitu pada hari Rabu Wage, wuku Warigadean. Ratih lahir bertepatan dengan bulan purnama. Ratih semakin penasaran dengan hari kelahirannya.

Otonan dirayakan berdasarkan pertemuan Wara dan Wuku. Wara adalah nama hari. sedangkan Wuku adalah nama minggu. Rabu Wage adalah wara dan Warigadean adalah wuku. Ratih batal merayakan ulang tahunnya, dia ingin merayakan otonanya.  Banten otonan tidak memerlukan banyak biaya. Ratih bisa menggunakan uang celengannya untuk membuat banten otonan.

Otonan dirayakan di bale dangin terlihat banten otonan beraneka bentuk. Ada bentuk segitiga, persegi dan lingkaran. Ibu menghaturkan banten sambil mengucapkan doa. Ratih tersenyum karena doa ibu sangat lucu. Mawat kawat, mabalung besi artinya berotot kawat, bertulang besi. Itu adalah doa supaya Ratih sehat, kuat dan panjang umur

Ratih teringat dengan celengan ayamnya. Dia ingin membeli celengan supaya bisa menabung. Ketika itu terdengarlah suara anak ayam di atas bale dangin. Telur ayam ayah sudah menetas. Ratih meminta anak ayam itu untuk dipelihara.

Ayah membuatkan kandang ayam di belakang dapur. Ratih rajin memberi anak ayam itu makan. Setelah besar ayam itu akan dijual dan dibelikan celengan.

Ratih tahu binatang juga memiliki otonan. Otonan binatang dinamakan Tumpek Kandang yang dirayakan setiap Sabtu Kliwon Uye. Ratih ikut ibu ke sawah mengupacarai sapi-sapinya.

Ratih juga mengupacari ayamnya sambil memberi makan. Sore itu paman datang meminta anak ayam. Ayam itu akan dijadikan ayam colongan untuk upacara Tutug Kambuhan. Tutug Kambuhan adalah upacara bayi berumur 42 hari.

Ratih senang bisa membantu pamannya apalagi bisa memberi adik sepupunya ayam. Sebagai ganti paman memberi Ratih ponsel bekas. Ponsel itu bisa membantu Ratih mengikuti pembelajar daring.

Ratih juga bisa bertemu dengan guru dan temannya secara daring. Ketika asyik belajar salah satu teman Ratih berbicara. Dia mengatakan hari ini adalah hari ulang tahun Ratih. Guru pun mengajak siswa bernyanyi dan mengucapkan selamat kepada Ratih. Akhirnya ulang tahun Ratih bisa dirayakan secara daring. Tidak lupa Ratih berdoa agar pandemi segera berakhir sehingga dia bisa bertemu dengan teman-temannya kembali.

Postingan Populer