Tantra Yantra dan Mantra
Tantra
Tantra
dari etimologi katanya berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya memperluas.
Tantra merupakan salah satu dari sekian banyak konsep pemujaan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, dimana manusia kagum dengan dengan sifat-sifat
kemanusiaan;Nya sehingga memiliki keinginan untuk mendapatkan kesaktian.
Dalam
KKBI menjelaskan tantrisme adalah ajaran yang mengandung unsur mistik dan
magis. Mistik dapat dipahami sebagai eksistensi kesadaran tertinggi manusia.
Mistik bukan sekedar teori namun lebih ke arah manifestasi atau memperaktekkan
perilaku bathin ke dalam aktivitas hidup sehari-hari dalam berhubungan dengan
sesama manusia atau makhluk lainnya.
Tantra
merupakan bagian dari Saktiisme yaitu pemujaan kepada ibu semesta. Disebut
saktiisme karena objek pemujaannya adalah sakti. Sakti (ibu semesta: Dewi Durga,
Dewi Kali, Parwati) dilukiskan sebagai manifestasi tertinggi yang dipuja untuk
memohon kekuatan atau kesaktian.
Konsep
ini berpangkal pada cerita percakapan antara Parwati dan Siwa yang menguraikan
turunnya dewi Durga ke bumi pada jaman Kali untuk menyelamatkan bumi dari
kehancuran moral dan perilaku. Sehingga dewi Durga disebut Kalimosadha, kali
maha usadha artinya Dewi Durga adalah obat yang paling mujarab dalam mengatasi
kekacauan moral dan perilaku. Sedangkan misi beliau turun ke bumi disebut Kalika-Dharma.
Prinsip-prinsip
ajaran tantra terangkum dalam kitab nigama. Menurut Maurice Winernitz teks-teks
kitab ini tidak menunjukkan pertentangan secara nyata terhadap ayat-ayat atau
ajaran Weda namun menegaskan ajaran-ajaran Weda dianggap terlalu sulit untuk
dipraktekkan. Sehingga ajaran tantra dikatakan memberikan jalan yang lebih
mudah dan praktis. Ajaran tantra sering disebut ajaran jalan singkat dan ajaran
rahasia. Ciri utama Tantra adalah penggunaan ritual, yang ditandai dengan
pemanfaatan sesuatu yang bersifat duniawi untuk mencapai sesuatu yang bersifat
rohani.
Ritual
adalah elemen utama untuk merealisasikan kebenaran tertinggi. Ritual adalah
seni keagamaan, seni adalah bentu luar materi sebagai ekspresi dari ide-ide
yang berdasarkan intelektual dan dirasakan secara emosional.
Di
Indonesia dikenal adanya 3 jenis Tantra yaitu: Bhairawa Heruka di Padang Lawas,
Sumatera Barat, Bhairawa Kalacakra yang dipraktekkan oleh raja Kertanegara dari
Singasari dan Adityawarman dari Sumatera, dan Bhairawa Bima di Bali. Arca
Bhairawa Bima terdapat di pura Kebo Edan, Bedulu, Gianyar Bali.
Di
Bali ajaran tantra ini melebur ke dalam ajaran Siwa Sidhanta ketika Mpu Kuturan
menjadi pemimpin dalam penyatuan berbagai mazab (sekte) di Bali di puara Samuan
Tiga. Ajaran tantra terlihat pada persembahan darah atau daging dalam upacara
ritual di Bali.
a.
Fungsi dan
Manfaat Tantra
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa fungsi Tantra adalah sebagai salah satu ajaran yang bersifat teoritis dan
praktis untuk memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widhi guna mewujudkan kebahagiaan
jasmani dan rohani.
b.
Penerapan Tantra
dalam Kehidupan Sekarang
Dalam kehidupan
sekarang ajaran Tantra bisa diwujudkan dalam kehidupan keberagamaan
sehari-hari. Adanya pemujaan terhadap sakti(dewi Durga, dewi Saraswati, dan
dewi Laksmi), adanya tempat pemujaan sakti, adanya hari suci untuk memuja
sakti.. Adanya persembahan berupa darah daging pada sarana banten caru atau
tawur. Adanya berbagai kesenian sakral dan praktek spiritual untuk menghidupkan
kundalini.
Yantra
umumnya berarti alat untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Di dalam pemujaan Yantra adalah sarana tempat memusatkan pikiran. Yantra biasanya melukiskan sifat dasar dari manusia dan binatang seperti juga halnya keutamaan para dewa.
Keadaan yantra
dan mantra adalah saling terkait. Pikiran yang dinyatakan dalam bentuk halus
sebagai mantra dan pikiran yang dinyatakan dalam bentuk gambar disebut dengan
Yantra.
Yantra dibuat
berdasarkan unsur-unsur: bindu (titik), garis lurus, segitiga, lingkaran, segi
enam (heksagon), bujur sangkar, bintang, tanda tambah, swastika, bintang segi
enam, padma. Unsur-unsur tersebut dipadukan yang merupakan basis dari alam
semesta sehingga terbentuk lukisan geometris. Lukisan geometris dari tipe
tertentu yang mempunyai makna serta bentuk yang berbeda sehingga pada
masing-masing bentuk memiliki struktur dan komposisi dari suatu dewa tertentu.
Fungsi dan
manfaat Yantra adalah:
- Simbol sesuatu yang dihormati/dipuja
(niyasa)
- Sarana atau media mewujudkan tujuan
hidup dan tujuan agama yang diyakininya
- Media memusatkan pikiran
Yantra ada
beberapa jenis yang utama yaitu:
1. Yantra Raja fungsinya untuk menciptakan
hubungan dengan dunia supranatural
2. Yantra Sarvatobhara fungsinya memenuhi
semua keinginan
3. Yantra Smarahara fungsinya menundukkan
nafsu
4. Yantra Smarahara bentuk ke 2 fungsinya
meningkatkan spiritual
5. Yantra Mukti fungsinya untuk mencapai
kebebasan
6. Yantra Sri Cakra fungsinya memperoleh
keberuntungan
7. Yantra Ganapati fungsinya memperoleh
perlindungan
8. Yantra Wisnu untuk memperoleh kemakmuran
Penerapan Yantra
dalam kehidupan sekarang
Yantra dalam
kehidupan sekarang dapat diwujudkan dalam berbagai ragam dan bentuknya. Yantra
biasanya difungsikan ketika pelaksanaan upacara keagamaan. Adapun yantra dalam
kehidupan sekarang adalah:
1. Banten salah satu bentuk Yantra menurut
Lontar Yadnya Prakerti.
2. Pratima dan pralingga. Pratima merupakan
perwujudan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dewa-dewi, bhatara-bhatari yang terbuat
dari batu, kayu, logam, atau uang kepeng yang disakralkan karena dipasupati
terlebih dahulu disungsung dan ditempatkan di pura.
Pralingga merupakan
perwujudan pelinggih dari pratima, kendaraan atau wahana para dewa, pralingga
berwujud binatang misalnya gajah, garuda, naga dll
3. Arca dan patung di pura
4. Kwangen
5. Susastra bentuknya meliputi:
a. Bhu Pristha Yantra dibuat dalam selembar
kertas atau kain
b. Meru Pristha Yantra adalah yantra
berbentuk gunung atau piramid
c. Meru Parastar Yantra adalah bentuk yantra
yang dipotong sesuai garis yantra atau dipotong bagian tertentu
d. Ruram Pristha Yantra adalah yantra dimana
bagian dasarnya membentuk mandala segi empat dan diatasnya dibentuk sebuah
bentuk tertelungkup atau seperti pundak kura-kura
e. Patala Yantra adalah yantra yang di bagian atas bentuknya lebih besar dari bagian bawahnya. Bentuk ini kebalikan dari meru pristha.
Mantra
Kata mantra
berasal dari bahasa Sansekerta dari kata man artinya pikiran dan tra artinya
menyeberangkan.
Mantra adalah
media untuk menyeberangkan pikiran dari yang tidak suci atau tidak benar
menjadi semakin suci dan semakin benar.
Maha Rsi Manu
yang disebut sebagai peletak dasar hukum yang digambarkan sebagai orang yang
pertama memperoleh mantra. Beliau mengajarkan mantra itu kepada manusia dengan
menjelaskan hubungan antara mantra dengan objeknya. Bahasa pertama yang diajarkan
Manu adalah bahasa Sansekerta sebagai bahasa yang langsung berasal dari bahasa
yang pertama sedang bahasa-bahasa yang lain merupakan perkembangan dari bahasa
Sansekerta.
Berdasarkan
sifatnya mantra dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
- Sattwika Mantra mantra yang diucapkan
guna untuk pencerahan, sinar kebijaksanaan, kasih sayang Tuhan tertinggi, cinta
kasih dan perwujudan Tuhan.
- Rajasika Mantra mantra yang diucapkan
guna kemakmuran dunia serta kesejahteraan anak-cucu.
- Tamasika Mantra mantra yang diucapkan
guna mendamaikan roh-roh jahat, untuk menghancurkan atau menyengsarakan orang
lain, ataupun perbuatan kejam lainnya.
Mantra yang
tersusun dari satu suku kata disebut Pinda, tiga suku kata disebut Kartari,
empat sampai sembilan suku kata disebut Vija, sepuluh sampai dua puluh disebut
mantra, dan mantra yang terdiri dari lebih dari dua puluh suku kata disebut
Mala.
Fungsi dan
manfaat mantra
Adapun fungsi
dan manfaat mantra yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memohon keselamatan dan
perlindungan
2. Untuk memohon waranugraha atau pemenuhan
keinginan
3. Untuk memohon ketenangan bathin
4. Untuk mengucapkan rasa syukur
5. Untuk mewujudkan kebahagiaan jasmani dan
rohani
6. Untuk memperoleh kelepasan dari ikatan
duniawi
Penerapan Mantra
Mantra bisa diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika melakukan persembahyangan kita bisa mengucapkan mantra Tri Sandya. Ketika kramaning sembah mantra disesuaikan dengan ista dewata yang kita puja.
Ketika pengucapan mantra bisa dengan Waikari artinya mengucapkan dengan bersuara Upamsu pengucapan dengan berbisik atau Manasika mengucapkan dalam hati. Perlu juga kita memperhatikan asuci laksana artinya melakukan pembersihan jasmani dan rohani sebelum mengucapkan mantra.
Untuk lebih meningkatkan sadhana kita bisa melakukan japa atau nama smaranam.
Japa artinya mengucapkan mantra secara berulang-ulang, biasanya ada alat yang
digunakan yakni japa mala (genitri). Mantra yang bisa diucapkan ketika japa
adalah Gayatri Mantra. Nama Smaranam artinya mengingat atau mengucapkan nama suci
Tuhan secara berulang-ulang dalam setiap aktivitas.
Contoh Mantra
Gayatri Mantra
OM Bhur Bvah
svah,
tat savitur
varenyam
Bhargo devasya
dimahi,
diyoyonah
pracodayat
artinya:
Ya Tuhan
Pencipta tiga loka ini,
Engkaulah sumber
segala cahaya,
engkau sumber
kehidupan
Pencarkanlah pada budhi nurani ini, SinarMu yang maha suci